Saturday, January 8, 2011

Beri Bayi Antibiotik Bisa Tingkatkan Risiko Asma

Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Connecticut, Antibiotik adalah obat untuk memerangi penyakit akibat bakteri. Tapi sebaiknya jangan beri antibiotik pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan, karena bisa meningkatkan risiko bayi terserang asma.

Hal tersebut berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh tim ahli dari Yale University. Hasil studi tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian studi yang menghubungkan obat yang biasa digunakan dengan asma pada anak.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa pemberian antibiotik pada bayi berusia kurang dari enam bulan dapat meningkatkan risiko bayi terserang asma hingga lebih dari dua pertiga persen lebih tinggi.

Tim peneliti dari Yale mempelajari 1.400 anak untuk melihat apakah penggunaan antibiotik dini menyebabkan kasus asma lebih tinggi pada anak usia enam tahun.

Partisipan tersebut diketahui diberikan resep obat antibiotik pada saat bayi sebelum usia enam bulan karena infeksi selain yang terkait dengan masalah dada.

Partisipan juga termasuk anak-anak yang lahir dari orangtua yang tidak memiliki riwayat keluarga mengidap asma.

Hasilnya yang akan diterbitkan pada American Journal of Epidemiology, menunjukkan adanya peningkatan risiko asma, bahkan jika anak-anak tidak pernah mengalami infeksi dada dan tidak berasal dari keluarga penderita asma.

Peneliti mengatakan obat antibiotik yang diberikan terlalu dini dapat mengganggu keseimbangan mikroba pelindung dalam usus bayi yang membantu untuk menangkal penyakit pada tahap awal kehidupan.

"Paparan mikroba dini, terutama di saluran usus, tampaknya diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh yang matang dan seimbang pada masa kanak-kanak. Penggunaan antibiotik, khususnya antibiotik spektrum luas, dapat mengubah flora mikroba dalam usus, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dalam sistem kekebalan tubuh dan respon alergi menjadi rendah," jelas Dr Kari Risnes, pemimpin studi, dilansir Telegraph, Sabtu (8/1/2011).

Menurut Dr Risnes, temuan ini dapat mendorong dokter untuk menghindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu, terutama pada anak-anak yang berisiko rendah.


(mer/ir)

No comments: